Antara Menjadi Muslim Sejati dengan Muslim Abal-abal
Mengucapkan
salam kepada Rasulullah dengan, mengucapkan assalamualaika ya rasulullah. Yang sama-sama
kita hormati bapak wakil walikota, yang saat ini sebagai PL, kemudian alim
ulama hadirin hadirat para cendekiawan, adik-adik para remaja sahabat-sahabat,
dari jawara fpi, yang besar tidak di gelar, yang kecil tidak disebut nama,
insya Allah kita semua dan berkahi Allah subhanahu wa ta'ala, judul kajian
kita,jelas menjadi muslim sejati.
Sejati bahasa lainnya
adalah murni original, asli, tidak bercampur dengan abal-abal, apakah ada
muslim yang tidak murni? Ada muslim apa namanya, macam-macam istilah yang ada
muslim abal-abal, ada muslim pasrah tapi tak rela ada muslim, ada muslim
setengah hati, dia juga disebut muslim, bapaknya muslim ibunya muslimah,
tinggal di negeri muslim terbesar di dunia, tapi tidak ada cita-cita dalam
dirinya seorang muslim, dalam dirinya tidak ada iskariman, hidup mulia, atau
mati syahid, subuh ini di antara tabligh akbar yang banyak saya hadiri,inilah
judul yang paling berat menjadi muslim sejati.
Karena untuk memisahkan
antara emas dengan yang bukan emas, ia harus dibakar, ada nama cincin, suasa
pernah dengar kata suasa, suasa itu campuran emasnya 20% peraknya 80, emas.
Warnanya agak kemerahan, cara memisahkan mana emas mana perak, bakar dengan api
yang sangat panas, nanti nampak dia menggumpa,l emas memisahkan perak terpisah,
saat itulah baru kita akan berkata inilah emas yang sejati.
Begitu juga dengan emas
putih banyak orang menganggap emas haram tapi kalau emas putih tidak haram,
karena warnanya putih maka dia tertipu, karena emas putih itu isinya adalah 80%
emas 15% perak 5% nikel, 5% campuran itu warnanya putih, maka dia tetap haram
jangan terkecoh, jangan menikah nanti cincinnya emas putih, emas putih juga
haram, cara memisahkannya bakar dengan api, nanti akan tampak terpisah antara
3, emas menggumpal, nikel menggumpal, dan perak pun menggumpal, oleh sebab itu
kan loh mah cara memisahkannya dengan cara dibakar maka muslim sejati akan
tampak ketika dia sedang diuji, itulah nanti akan tampak mana yang sejati, mana
yang tidak, mana yang murni, mana yang aspal.Mana yang abal-abal mana yang
original insya allah ujian pertama kita lulus yaitu ujian melawan tidur di pagi
hari ahad.
Ini salah satu api yang
ingin memisahkan, mana emas mana perak, yang tidur pagi ini sampai jam 08.00
itu muslim juga tapi tidak sejati. Tapi yang datang malam ini eka walaupun
masjid yang belum berdinding maka insya Allah ini muslim sejati, tapi belum
sejati betul.
Masih agak setengah lag,
maka tantangannya apa? Ini hari libur kerja 6 hari senin, selasa, rabu, kamis,
jumat, sabtu maka selama 6 hari ini lelah letih, bosan, boring, capek, maka ini
hari membalaskan sakit hati, saya harus tidur sampai jam 08.00 pagi, inilah
hari tanggal merah yang jam weker harus ditutup, tapi muslim sejati tidak, bagi
dia, tidak ada tanggal merah, semuanya hitam, karena ayat yang dia pakai
selesai salah satu aktivitas pindah aktivitas yang lain. Wa ilaa rabbika dan
berharap hanya kepada Allah subhanahu wa ta'ala, kalau untuk memilih antara
tidur pagi dan sholat subuh saja berat, bagaimana untuk memisahkan antara hak dan
batil. Muslim sejati tidak hanya dalam masalah sholat subuh tapi dalam masalah
yang lebih berat di atas sholat yaitu ekonomi, karena salat masalah gerakan
takbiratul, ihram, ruku, sujud, selesai itu bisa tidur lagi. Tapi ada yang
lebih berat daripada salat, masalah ekonomi oleh, sebab itu apa kata buya
Muhammad Nasir, Islam ritual biarkan, tapi kalau sudah bicara tentang ekonomi
awasi, kalau sudah bicara tentang politik habisi, kenapa? karena ini ancaman.
Nabi Muhammad
shallallahu'alaihi wasallam ketika dia mengajak orang sholat subuh berjamaah
apakah abu jahal Abu Lahab, Abu Sufyan marah? Tidak, mereka tidak marah, karena
tidak ada yang terganggu kepentingannya, tapi ketika dia mengajak membangkitkan
ekonomi umat di Madinah dengan mendirikan pasar madinah, dengan berdirinya
pasar madinah yang terganggu. Siapa yang terganggu, pasar Yahudi yang sudah
lama mempraktekkan riba, rentenir, tanam modal sekecil-kecilnya ambil untung
sebesar-besarnya, jerat leher fakir miskin Nabi datang menyelamatkan mereka,
lalu kemudian membuat suatu pasar letak pasarnya itu sekarang pintu Babussalam
di masjid Nabawi yang sekarang.
Dulu itu tanah lapang
dibuatlah pasar dan Nabi memeriksa pasar-pasar itu nanti masuk ke dalam, Nabi
lihat ada tumpukan makanan dan dimasukkan tangan kanannya, inspeksi mendadak,
pedagang kenapa berjamur dari luar yang diperdagangkan? Karena hujan ya Nabi,
jawab Nabi, Siapa yang menipu, bukan golongan kami. Bukan Muslim sejati karena
dia sudah menipu dalam barang dagangan, itu juga terjadi pada zaman sekarang,
makanan yang busuk yang masih hijau yang hitam ditumpuk dengan yang bagus apa
namanya (buah) duku. Makanya nanti keluar dari sini masukan tangan kepada
pedagang duku, lalu katakan, apa yang terjadi dengan duku? Kata pedagangnya,
karena hujan, siapa yang menemukan kami maka bukan golongan kami.
Di situlah pedagang
pedagang duku mereka akan bergejolak, ini orang radikal, dari mana kamu dapat
kajian ini, dari ustadz subuh tadi, siapa dia ustad Somad, ini ustad radikal
harus dihabisi. Ikatan dukuh dukuh internasional, akan marah, kenapa, karena
ada kepentingan yang terganggu. Andai ustaz itu hanya mengajak sholat subuh,
tidak akan ada yang marah, pedagang pedagang kelontong senang, karena semua
anak muda kan sarapan pagi. Karena ada kepentingan materinya, berarti ketika
sudah di singgung priok belanganya, disinggung kompornya, disinggung mesin
tabung gasnya, dan mereka akan bergejolak itulah mengapa mereka harus meracun
Muhammad saw, dan ketika diundang pasti akan ditanya apakah makanan yang
paling engkau suka wahai tamu terhormat, saya paling suka kaki kambing bagian
depan, Nabi tidak katakan tangan kambing, karena kambing tidak bertangan, kaki
kambing bagian depan makanan kesukaan Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam,
mereka tanamkan racun sebanyak-banyaknya, Yahudi khaibar, kenapa yahudi marah,
karena pasar mereka sepi, pasar mereka, semua gara-gara pasar Muhammad
sallallahu alaihi wasallam yang murni yang mengharamkan riba, mengharamkan
rentenir, mengharamkan meminjam uang sekecil-kecilnya dengan bunga sebesar
besarnya, menjerat leher fakir miskin, mereka (nabi dan para sahabat) ini harus
dibunuh, maka perempuan itu menanamkan racun ke dalam makanan, sahabat yang
memakan racun itu mati kontan, mati ditempat, Nabi juga sempat tertelan racun
itu, mana Jibril? Dia tidak menolong? Subhanallah… Jibril Alaihissalam juga
bersih dan suci dari tuduhan, ini hanya ingin membuktikan, begitulah jahatnya
yang selalu kita sebut ‘dan bukan jalan mereka yang meracun Nabi Muhammad’.
Lalu kemudian apa yang
terjadi? Karena di sempat tertelan air liur mengandung racun itu kedalam tubuh,
tapi ada hikmah dibalik itu, Allah ingin menjadikan dia bukan sekedar Nabi,
tapi juga dia mati syahid, dia bukan sekedar syaidul anbiya tapi dia juga
syaidus syuhada, walaupun akhirnya dia hidup tapi dia mengaku kepada
sayyidatina aisyah radhiallahu anha masih terasa sisa-sisa racun wahai engkau
Aisyah. Itu pesan yang disampaikan beberapa sahabat, hati-hati ustadz kalau
minum, jangan minum kalau segelnya sudah rusak, mungkin ustad akan diracun, dan
apakah karena itu ustad dari tadi tidak minum, tidak saya tidak khawatir
sedikitpun, itu akhirnya saya minum. Bismillah.
Videonya: